70 Tahun Blok Rokan Berproduksi Segini Minyak Telah Dikuras

Jakarta, CNBC Indonesia - Kontrak bagi hasil produksi minyak dan gas bumi (Production Sharing Contract/ PSC) PT Chevron Pacific Indonesia (CPI) di Blok Rokan, Riau akan segera berakhir pada 8 Agustus 2021 mendatang.
Nantinya, setelah kontrak pengelolaan Blok Rokan oleh Chevron ini berakhir, blok minyak terbesar kedua ini akan diambil alih oleh PT Pertamina (Persero) melalui unit usaha PT Pertamina Hulu Rokan (PHR) per 9 Agustus 2021.
Blok Rokan sendiri sudah beroperasi sangat lama, yakni sejak tahun 1951 atau 70 tahun sejak produksi pertamanya.
Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) mencatat, sejak mulai beroperasi pada 1951 sampai Agustus 2021 mendatang, minyak yang diproduksi dari Blok Rokan ini mencapai 11,69 miliar barel.
Wakil Kepala SKK Migas Fatar Yani Abdurrahman mengatakan, produksi WK Rokan mencapai hampir separuh produksi nasional, tepatnya 46% dari produksi nasional. Artinya, tanpa adanya Blok Rokan, maka akan semakin besar lagi impor minyak mentah yang dilakukan RI.
"Profil produksi nasional dibandingkan Rokan, Rokan tuh separuhnya, mati Rokan separuh hilang kita, maka impor. Dari 1951 sampai hari ini sudah hampir 12 miliar barel keluar dari Rokan," paparnya dalam sebuah diskusi daring, Kamis (22/07/2021).
Lebih lanjut dia mengatakan, mengenai sisa cadangan minyak di Blok Rokan, belum ada angka pastinya. Menurutnya, ada yang menyebut tersisa 1 miliar barel, ada yang bilang 0,5 miliar, dan ada yang bilang 1,5 miliar barel.
"Ada yang bilang 1 miliar, 0,5 miliar, dan 1,5 miliar. Tapi terus decline ya wajar, di sana lapangan besar," tuturnya.
Fatar menjelaskan, Blok Rokan memiliki sumur yang sangat banyak dibandingkan dengan lapangan besar lainnya. Sumur di Blok Rokan menurutnya mencapai 10.000 sumur dan saat ini tersisa sekitar 8.000-9.000 sumur.
"Di tempat lain PHM 400 sumur, Oses 300-400 sumur, kalau yang Exxon 15 sumur bisa kalahkan Rokan, 15 lawan 9.000, masak kalah, tapi tiap sumur kecil, cost sumur murah," jelasnya.
SKK Migas mencatat produksi terangkut (lifting) minyak Blok Rokan pada semester I 2021 ini rata-rata mencapai 160.646 bph atau 97,4% dari target di dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2021 sebesar 165.000 bph.
Pengeboran terus dilakukan menjelang transisi alih kelola ini agar produksi tidak anjlok. Julius Wiratno, Deputi Operasi SKK Migas mengatakan, dengan masifnya pengeboran saat ini, maka produksi minyak di Blok Rokan pada 2022 diperkirakan bisa naik menjadi 175.000-180.000 bph.
Dia mengatakan, setelah 9 Agustus PHR akan lebih masif lagi melakukan pengeboran. Minggu ini atau bulan ini menurutnya akan ada tambahan tiga rig pengeboran, sehingga produksi bisa dipastikan akan naik.
"Tahun depan produksi pasti akan naik, saat ini sedang bahas Pre Work Program & Budget (WP&B), belum WP&B, untuk kejar target di 2022, tapi diindikasikan naik kembali ke sekitar 175-180 ribu bph, bisa ke arah sana," paparnya dalam paparan kinerja hulu migas semester I, Jumat (16/07/2021).
[Gambas:Video CNBC]
0 Response to "70 Tahun Blok Rokan Berproduksi Segini Minyak Telah Dikuras"
Post a Comment