Mendag Akui Ekonomi Digital Masih Terpusat di DKI Jakarta

Menteri Perdagangan (Mendag) Muhammad Lutfi mengakui bahwa perkembangan ekonomi digital masih terpusat di DKI Jakarta. Pasalnya, ekosistem digital yang mendukung terciptanya ekonomi digital sebagian besar ada di ibu kota.
"Tentunya, di Jawa khususnya DKI Jakarta memimpin dari segi kesiapan dan memperlihatkan iklim dan ekosistem digital yang masih terpusat di ibu kota, sehingga pemerintah masih perlu meningkatkan iklim ekosistem digital positif di sejumlah provinsi lainnya di Indonesia dan mengembangkan infrastruktur teknologi dan informasi yang merata di seluruh wilayah Indonesia," ujarnya dalam rapat bersama Komisi VI DPR, Senin (23/8).
Dalam kesempatan itu, ia mengatakan Indonesia memiliki peluang untuk mengembangkan ekonomi digital, khususnya perdagangan melalui sistem elektronik (PMSE). Bahkan, ia mengklaim bahwa pangsa pasar e-commerce Indonesia di Asia Tenggara saat ini mencapai 45 persen dibandingkan negara-negara lainnya.
Oleh sebab itu, ia menuturkan bahwa Presiden Joko Widodo (Jokowi) menargetkan RI bisa menguasai 40 persen pangsa pasar ekonomi digital ASEAN pada 2025 mendatang.
"Kami catat beberapa kekhawatiran pasar Indonesia yang hanya akan dimanfaatkan oleh negara lain, tapi perlu kami informasikan e-commerce market share Indonesia di ASEAN saat ini telah mencapai 45 persen dibandingkan negara-negara ASEAN lainnya," imbuhnya.
Selain itu, Indonesia memiliki potensi ekonomi digital ditopang oleh besarnya jumlah penduduk, pertumbuhan pengguna internet dan pertambahan nilai investasi pada ekonomi digital, khususnya yang dilakukan oleh sejumlah start up.
Bahkan, lanjut Mendag, lima dari delapan unicorn (startup dengan valuasi lebih dari US$1 miliar) berada di Indonesia. Namun, ia memastikan bahwa pengembangan ekonomi digital tersebut akan bersifat inklusif, yang berarti dapat dirasakan hingga lapisan pelaku ekonomi mikro dan kecil.
"Pemerintah memahami bahwa Indonesia tidak hanya Jakarta dan kota besar lainnya. Saat ini, masih banyak penduduk Indonesia yang belum merasakan sentuhan teknologi digital di kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu, ekonomi digital Indonesia harus hadir dengan semangat inklusif, para pengguna baru internet di tanah air tidak hanya merasakan perubahan gaya hidup tapi juga manfaat ekonominya," ucapnya.
Tahun ini saja, nilai transaksi e-commerce diprediksi mencapai Rp354,3 triliun. Angka itu naik 33,11 persen dari total nilai transaksi e-commerce pada tahun lalu yakni Rp266,2 triliun. Sementara itu, volumenya diproyeksi naik 38,17 persen dari 925 juta transaksi menjadi 1,3 miliar transaksi.
[Gambas:Video CNN]
(ulf/age)
0 Response to "Mendag Akui Ekonomi Digital Masih Terpusat di DKI Jakarta"
Post a Comment