Manifes Kebudayaan
TRIBUNNEWSWIKI.COM- Manifes Kebudayaan atau disingkat Manikebu adalah konsep kebudayaan nasional yang mengusung humanisme universal.
Konsep ini dibentuk pada 27 Agustus 1963 oleh para penyair dan pengarang.
Manikebu dicetuskan oleh HB Jassin, Wiratmo Soekito, dan Trisno Soemardjo, tujuannya untuk menangkal dominasi ideologi seni-sastra realisme sosial yang dipaksakan Lekra.
Menikebu dan Lesbumi berkolabirasi untuk membendung ekpansi masif Lekra yang mendapat dukungan elit politik PKI.
Aliansi Menikebu ini bekerjasama dengan organisasi Islam dan militer. (1)
Baca: Lembaga Kebudayaan Rakyat

Manifes kebudayaan merupakan bentuk respon dari teror-teror dalam ranah budaya yang dilancarkan oleh orang-orang yang tergabung dalam Lekra (Lembaga Kebudayaan Rakyat).
Orang-orang Lekra sering menyebut Manifes dengan "Manikebu", artinya sperma kerbau.
Naskah Manifes diselesaikan oleh Wiratmo Soekito pukul 04.00 WIB, tanggal 17 Agustus 1963.
Kemudian naskah itu diterima Guoenawan Mohammad dan Bokor Hutasuhut sebagai bahan diskusi yang diselenggarakan pada 23 Agustus 1963 di Jalan Raden Saleh 19, Jakarta.
Setelah disetujui, naskah tersebut diperbanyak dan disebar kepada beberapa kalangan seniman untuk dipelajari terlebih dahulu sebagai landasan ideologi.
Pada 23 Agustus pukul 11.00 WIB akan diadakan rapat rapat untuk membahas Manifes Kebudayaan di Jalan Raden Saleh 19 Jakarta.
Rapat tersebut dihadiri tiga belas orang yang terdiri dari kalangan seniman dan budayawan.
Ketiga belas orang tersebut adalah H.B Jassin, Trisno Sumandjo, Wiratmo Soekito, Zaini, Bokor Hutasuhut, Goenawan Mohamad, A. Bastari Asnin, Bur Rasuanto, Soe Hok Djin, D.S Moeljanto, Ras Siregar, Sjahwil, dan Djufri Tanissan.
Panitia sidang perumusan ini berakhir pada pukul 02.30 WIB, maka diputuskannya untuk membagi tiga bagian.
Ketiga bagian itu dijabarkan menjadi Manifes Kebudayaan, Penjelasan Manifes Kebudayaan, dan Literatur Pancasila.
Hasil rumusan ini akan dibawa ke dalam sidang lengkap yang akan diadakan pada 24 Agustus 1963.
Sidang pengesahan pun diselenggarakan pada tanggal 24 Agustus 1963, yang dipimpin oleh Goenawan Mohamad dan sekretaris Bokor Hutasuhut.
Pukul 13.00 WIB, sidang dilaksanakan di Jalan Raden Saleh 19 Jakarta.
Hasil sidang Manifes Kebudayaan tidak bisa diubah lagi dan Manifes Kebudayaan tidak apriori melahirkan organisasi kebudayaan.
Kemudian, Manifes Kebudayaan ini dipublikasikan lewat surat kabar Berita Republik dalam ruang “Forum†Sastra dan Budaya No.1, Th I, 19 Oktober 1963 dan majalah Sastra No. 9/10, Th III,1963. (2)
Baca: Front Demokrasi Rakyat (FDR)
" Kami para seniman dan cendekiawan Indonesia dengan ini mengumumkan sebuah Manifes Kebudayaan yang menyatakan pendirian, cita-cita dan politik Kebudayaan Nasional kami.
Bagi kami kebudayaan adalah perjuangan untuk menyempurnakan kondisi hidup manusia. Kami tidak mengutamakan salah satu sektor kebudayaan di atas sektor kebudayaan lain. Setiap sector berjuang bersama-sama untuk kebudayaan itu sesuai dengan kodratnya.
Dalam melaksanakan Kebudayaan Nasional, kami berusaha menciptakan dengan kesungguhan yang sejujur-jujurnya sebagai perjuangan untuk mempertahankan dan mengembangkan martabat diri kami sebagai bangsa Indonesia di tengah masyarakat bangsa-bangsa.
Pancasila adalah falsafah kebudayaan kami.
Jakarta, 17 Agustus 1963 ". (2)
Baca: Konfrontasi Indonesia - Malaysia
(Tribunnewswiki.com/ Husna)
[embedded content]
0 Response to "Manifes Kebudayaan"
Post a Comment